Situ Patenggang : Yang Pertama Ke Bandung Jangan Lewatkan wisata ini

Situ Patenggang Bandung merupakan sebuah danau yang memiliki ketinggian sekitar 1600 meter di atas permukaan laut. Bisa dibayangkan bila anda berlibur di tempat ini dengan suasana alam yang masih sangat alami dan kondisi suhu udara yang tetap sejuk.

Situ patenggang juga termasuk dalam kawasan cagar alam yang sangat luas. Sebelum liburan kesini, lebih baik kamu baca dulu infonya sampai habis ya.

sampan sampan yang mengitari situ patenggang
Sumber

Lokasi dan Akses Menuju Tempat Wisata Situ Patenggang

Akses menuju danau ini bisa dimulai dari pusat kota Bandung. Lokasi dari Situ Patenggang Bandung berada di jalan Ciwidey – Rancabali tepatnya kecamatan Rancabali yang masih masuk di wilayah adminsitrasi Kabupaten Bandung.

Jarak tempuh dari pusat kota Bandung sekitar 50 KM. Anda akan membutuhkan waktu tempuh sekitar 1 jam lebih melalui jalur yang telah disediakan. Namun, bila kondisi jalur itu cukup padat maka waktu tempuh akan bertambah hingga 2 jam.

Menggunakan Kendaraan Pribadi

Bila menggunakan angkutan pribadi sebaiknya melalui jalur Pintu tol Buah Batu dilanjutkan ke Bojong Soang. Jalur berikutnya anda akan melewati Banjaran untuk menuju ke Soreang. Wilayah ini sudah mendekati Ciwidey hingga sampai di situ Patenggang.

Pilihan Editor :

Menggunakan Angkutan Umum

Bila anda memutuskan untuk menggunakan angkutan umum sebaiknya turun di terminal Leuwi Panjang. Setelah itu, pilih angkutan mini bus dengan tujuan Leuwi Panjang dan Ciwidey.

Pada saat turun di Ciwidey ada banyak pilihan angkutan kota yang langsung ke Situ Patenggang. Anda juga bisa bertanya langsung kepada supir angkutan kota itu.

Fasilitas Wisata

Pengembangan demi pengembangan terus dilakukan pihak pengelola wisata Situ Patenggang. Untuk kebersihan, seluruh area bebas dari polusi udara dan sampah apalagi limbah kimia.

Termasuk perbaikan sarana transportasi serta fasilitas pendukung wisata. Seperti penginapan, sarana ibadah, rumah makan, tempat penjualan cinderamata, dan lahan tempat parkir. Area ini juga dilengkapi dengan gazebo/shelter dan alat transportasi air penunjang wisata.

Harga Tiket Masuk ke Situ Patenggang Bandung?

Bagi para pengunjung lokal akan dikenakan biaya masuk sekitar Rp. 18.000 per orang pada hari biasa dan Rp. 20.500 untuk hari libur. Selain itu, turis asing akan dikenakan biaya masuk sekitar Rp. 135.000 per orang pada hari biasa dan Rp. 185.000 pada hari libur.

Harga tike masuk di atas bisa berubah sewaktu-waktu sesuai yang telah di tetapkan pengelola Danau Patenggang Bandung ya.

Legenda Situ Patenggang di Bandung

Situ adalah kata untuk danau dalam bahasa Sunda. Patengan, juga dikenal sebagai Patenggang, berasal dari kata Sunda pateang-teang, yang berarti “teang-teang.” Ini mencakup pencarian satu sama lain.

Hal ini didasarkan pada legenda Sunda terkenal tentang kisah cinta antara Ki Santang dan Dewi Rengganis, yang digambarkan dalam film (Dewi berarti dewi).

Menurut legenda, Ki Santang dan Dewi Rengganis sangat mencintai, tetapi terpaksa berpisah karena keadaan mereka. Mereka telah berpisah selama bertahun-tahun ketika mereka terhubung kembali di Batu Cinta di Situ Patenggang Bandung.

Daya Tarik Yang Dimiliki Di Situ Patenggang

Salah satu keunikan danau ini datang dari legenda rakyat yang tersimpan di baliknya. Nama tempat ini berasal dari kisah Ki Santang dan Dewi Rengganis yang harus terpisah. Mereka berupaya untuk saling mencari, hingga pada suatu hari dipertemukan di tempat ini.

Patenggang disebut berasal dari kata ‘pateangan-teangan’ yang berarti saling mencari. Setelah bertemu, Rengganis meminta Ki Santang membuatkan danau dengan pulau kecil di tengahnya. Daratan kecil ini kini bernama pulau Sasuka atau lebih dikenal dengan sebutan Pulau Asmara.

Dewi Rengganis meminta agar Ki Santang membangun sebuah danau dan perahu di sekitar lokasi reuni untuk memperingatinya. Situ Patenggang Bandung adalah nama yang diberikan untuk danau saat ini.

Menurut legenda, perahu itu menjelma menjadi sebuah pulau kecil di Situ Patenggang, yang diberi nama Pulau Asmara (Pulau Amour). Pulau ini juga disebut sebagai Pulau Sasaka di beberapa kalangan.

Legenda ditutup dengan pepatah pepatah bahwa sepasang kekasih yang mengunjungi Batu Cinta dan berjalan-jalan di sekitar pulau akan memiliki cinta yang abadi.

Menjelajahi Danau Dengan Perahu, Situ Patenggang

Wisatawan dapat menjelajah lebih jauh Situ Patenggang dengan mengelilingi danau tersebut menggunakan perahu. Para pemberi jasa perahu yang menunggu di tepi danau siap mengantarkan satu putaran. Perahu hingga kini menjadi fasilitas wisata yang banyak disukai para wisatawan.

Di tengah danau terdapat sebuah tempat yang disebut wisatawan sebagai Pulau Asmara. Dalam bahasa Sunda tempat tersebut disebut dengan Pulau Sasuka. Konon, di sinilah dimulai sekaligus berakhirnya perjalanan kisah cinta Ki Santang dan Dewi Rengganis.

Menjelajah dengan perahu, wisatawan juga dapat mengunjungi pulau di tengah danau tersebut. Pulau itu tidak terlalu besar, namun cukup banyak pepohonan rindang sebagi tempat pelepas lelah.

Menyusuri Danau Dengan Sepeda Air

Berkeliling dengan Sepeda Air menjadi cara lain untuk menikmati kawasan Situ Patenggang. Para pemberi jasa penyewaan Sepeda Air berada tidak jauh dari penyewa perahu. Fasilitas kendaraan air untuk menyusuri danau ini memasang tarif dengan durasi per 20 menit.

Menyambangi Batu Cinta Di Situ Ptenggang

Dengan segala mitosnya, Situ Patenggang menjadi destinasi wisata ‘romantis’ bagi para wisatawan. Di pulau Asmara sendiri terdapat sebuah batu yang disebut sebagai ‘Batu Cinta’. Dipercaya, di batu itulah dulu Ki Santang dan Dewi Rengganis bertemu setelah terpisah sekian lama.

Batu Cinta sangat melegenda di kalangan masyarakat dan menjadi simbol ‘cinta sejati’. Konon, jika sepasang kekasih mendatangi Batu Cinta, jalinan mereka akan langgeng hingga akhir hayat. Hal tersebut menjadi daya tarik banyak pasangan yang datang ke tempat wisata ini.

Obyek wisata ini juga diyakini sejumlah wisatawan sebagai danau yang betuah mempercepat jodoh. Bagi yang belum mepunyai pasangan, dapat singgah di Batu Cinta untuk membuktikan mitos tersebut.

Berpiknik Di Tepi Pantai, Situ Patenggang

Area tepian Situ Patenggang memiliki hamparan rerumputan hijau yang menjadi tempat berpiknik bagi wisatawan. Wisatawan bersama keluarga dan anak-anak dapat bermain-main santai di sekitarnya. Tersedia juga spot-spot khusus untuk sekadar duduk-duduk menikmati ketenangan danau.

Wisatawan biasanya membentangkan tikar dan menyantap bekal makanan di tempat ini. Selain rekreasi, momen kebersamaan ini acap menjadi ajang bertukar cerita dalam suasana erat. Dengan berkumpul, wisatawan pun tak ingin ketinggalan mengabadikan momen berlatar keindahan alam danau.

Menapaki Kebun Teh

Berada di ketinggian membuat kawasan wisata ini cocok sebagai lahan kebun teh. Wisatawan pun dapat menikmati waktu bersama keluarga, rekan, dan sahabat mengelilingi perkebunan teh tersebut. Areanya mengelilingi perairan danau dengan luas puluhan hektar.

Dengan pemandangannya yang menghijau, tempat ini juga memiliki daya tarik sebagai spot foto. Bahkan beberapa wisatawan menjadikannya sebagai lokasi foto pranikah.

Memancing

Situ Patenggang memiliki permukaan air yang tenang dengan kedalaman 3 sampai dengan 4 meter. Danau ini menjadi habitat yang tepat untuk berbagai jenis ikan seperti Nila, Tawes, dan Gurami. Bagi wisatawan yang hobi memancing, danau ini dapat menjadi pilihan sambil berekreasi bersama.

Spot Kapal Pinisi

Di Situ Patenggang memiliki spot Kapal Pinisi raksasa yang cukup populer di media sosial. Banyak wisatawan yang berswafoto di kapal 4 lantai ini karena merupakan spot yang instagramable. Spot favorit wisatawan di tempat ini yaitu dengan latar Situ Patenggang dan Gunung Patuha.

Dari lantai empat balkon kapal, wisatawan dapat melihat jelas Pulau Asmara. Kawasan wisata yang luas terlihat menghijau dikelilingi kebun teh. Dapat terlihat juga wilayah Rancabali, Kabupaten Bandung dari atas ketinggian 1600 mdpl ini.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *